Jakarta, Indotimur –
Bank Indonesia Perwakilan Papua mengikutsertakan empat UMKM -nya untuk mengikuti ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang digelar pada tanggal 8 – 12 Oktober 2025 di di JIExpo Convention Center and Theater, Kemayoran, Jakarta.
Salah satu UMKM yang ikut ambil bagian di ajang ini yakni Ruma Kombucha Exotic Papua – Jayapura. Para wartawan yang ikut Capacity Building Wartawan sempat mewawancarai Founder Rumah Kombucha Exotic Papua Dian Lestari di sela ajang ISEF 2025. Berikut kutipannya.
Terkait kegiatan hari ini Ruma Papua ada disini untuk apa?
Jadi, ini adalah rangkaian acara dari ISEF yaitu Halal Food dimana ini adalah naungan dari Bank Indonesia. Tapi khusus untuk makanan dan minuman yang sudah bersertifikasi halal, yang memang sudah punya keunggulan dari setiap masing-masing daerah.
Ruma Papua hadir mewakili Papua, khususnya Bank Indonesia Papua, yang terpilih dari Bank Indonesia Pusat menjadi salah satu UMKM yang lolos kompetisi nasional.
Dimana, itu juri-jurinya adalah juri-juri internasional. Ada 10 juri yang akan hadir, menjadi juri kita di kompetisi halal food. Ini tuh luar biasa, dibawah naungan INH2CC. Dimana itu adalah chef-chef halal se-dunia yang berkumpul di sini.
Ini ibarat kata tuh kami UMKM dari daerah, bisa ada di posisi seperti ini. Kami mengenalkan Papua, warisan budaya dalam bentuk minuman kombucha. Itu adalah sebuah kebanggaan yang luar biasa, mungkin tidak pernah tergantikan. Kami bisa ada di hari ini, dalam event yang luar biasa besar ini.
Produk sendiri yang ditampilkan apa?
Kami membawa kombucha, yang memakai bahan-bahan lokal asli Papua. Dengan brand kami adalah Ruma, itu dari bahasa Papua. Rum-rum itu dari bahasa Biak yang artinya rumah bagi bersama. Kami ingin kombucha kami bisa dikenal bukan hanya di Papua. Tetapi juga bisa dikenal dari Papua itu bagi bersama. Biar rumah ini menjadi rumah kebanggaan warga Papua yang bisa mendunia. Karena program ini adalah produk-produk lokal yang go to global.
Bahan bakunya Apa saja ?
Bahan-bahan baku alam Papua, yang selama ini mungkin tidak pernah diangkat contohnya sarang semut. Biasanya kan sarang semut kalau kita makan sarang semut itu kan harus diseduh dulu atau dibikin teh. Selama ini kan anak muda jarang melihat tentang sarang semut. Kita tuh membuat sarang semut dari tradisi menjadi sebuah inovasi. Minuman ini tuh enggak cuma enak, tapi juga sangat bermanfaat.
Manfaatnya apa?
Ya mungkin bagi orang-orang Papua ini adalah sebuah kebanggaan. Karena kita punya minuman ini ada di 9 kota, di setiap kota-kota besar yang ada di Papua. Bahkan sudah sampai ke Freeport. Di Freeport kita tahu, banyak warga internasional juga yang ada di dalam itu. Kombucha kita tuh sangat diminatin. Ini membuktikan bahwa warisan budaya tuh bisa sejajar dengan perkembangan apa yang ada sekarang. Bahwa anak-anak muda juga mulai menyukai budaya melalui minuman kami.

Khasiatnya apa ?
Kombucha ini disebut minuman keabadian. Sudah dari 2000 tahun. Minuman ini awalnya dari daratan China. Kemudian berkembang ke seluruh dunia. Karena manfaatnya ternyata di penelitian, 70% imunitas tubuh tuh ada di dalam pencernaan yang baik.
Kalau tubuh kita itu pencernaannya baik. Seluruh tubuhnya kita tuh akan sehat. Di setiap orang manfaatnya tuh bisa beda-beda. Makanya disebut minuman yang sangat ajaib.
Kita tahu ya kak, bahan-bahan baku alami Papua itu sangat melimpah dan luar biasa. Ada 20 ribu jenis tumbuhan hayati. Bahkan 50%nya adalah tanaman endemic, yang mungkin tidak pernah diolah sama kita punya warga di Papua.
Disitulah kami hadir untuk mengangkat kearifan lokal ini bersama-sama dengan warga Papua. Untuk kami menjadikan sebuah kebanggaan bersama.
Bahan-bahan bakunya sendiri tuh ada di penelitian daerah mana saja?
Jadi kita tuh ambil dari beberapa daerah. Contohnya sarang semut itu, kita ambil dari Sota, Merauke. Kemudian nanasnya dari Bokondini, strawberry dari Wamena. Kita ada pinang juga. Pinang ambilnya dari Tablanusu, dari Mama – mama. Kemudian kita juga pakai rempah-rempah itu, kita pakai dari Arso. Semuanya itu kita benar-benar pakai bahan local. Itu kenapa kombucha kita bisa bersaing ke global. Yang pertama kita mau minuman ini bisa bersaing, dengan harga yang tidak terlalu mahal, Saya mau ini menjadi minuman yang sehat buat warga Papua.
Dukungan pemerintah sendiri sampai saat ini seperti apa?
Kalau untuk dukungan pemerintah sampai hari ini, mungkin kami masih sering berjalan sendiri. Tapi bagi kami adalah eksposur-eksposur dari pemerintah. Seperti mungkin ajakan dalam event atau ajakan dalam setiap acara-acara kunjungan. Itu membantunya dalam hal seperti itu. Kita mungkin dalam 3-4 tahun terakhir kita berjuang. Baru kelihatan bahwa Ruma Papua itu udah berdampak cukup banyak di masyarakat Papua.
Kombucha rumah itu bukan sekedar produk, Tetapi adalah bagaimana kombucha rumah itu berjuang, untuk bisa menjadi warisan budaya yang terus menerus. Kita tau, bio culture diversity. Dimana sebuah iklim atau sebuah kultur, suku itu akan hilang. Kalau kita tidak menjaga alam. Kita sudah tau berapa banyak hutan kita yang sudah dijadikan Pangan real food. Nah itu kita berjuang kita nggak tau di dalam satu pohon Itu terdapat banyak tanaman yang menempel disitu. Itu bisa jadi tanaman endemic yang mungkin anak cucu kita nggak bisa mendapatkan lagi. Melalui event internasional ini, Saya melakukan adalah gastronomi diplomasi. Dimana melalui makanan atau minuman ini. Tidak cuma membawa produk, Tapi saya tuh membawa nama Papua.
Mungkin suatu hari nanti mereka bisa bercerita Keindahan Papua. Mereka bisa bercerita bahwa Papua itu punya hal yang luar biasa. Kita tau ada berita Eyes on Papua Nah itulah yang menjadi salah satu trigger kita juga untuk bisa terus membawa nama Papua.
Dalam cerita-nya Dian Lestari juga menjelaskan rumah produksinya sudah menggunakan fasilitas digital. Salah satunya dibina oleh Bank Indonesia.
“Nah kita itu dilatih untuk gimana caranya sih UMKM itu bisa melek terhadap digitalisasi. Kita harus belajar digital, aupaya kita juga bisa lebih efisiensi. Kita juga bisa menangkap market yang lebih luas lagi. Produk kita tidak cuma ada di Jayapura Kita sudah ada di luar Papua juga. Kita udah ada di Bali, Jakarta Bahkan sudah ekspor ke Papua New Guinea. Bisa lewat semua marketplace,”paparnya.
Bahkan Dian menambahkan pihaknya sudah bekerjasama dengan bank. Ada salah satu bank Livin Sukha By Mandiri Itu support dari Bank Mandiri Pusat. Karena melihat ada sebuah UMKM di Papua, yang pergerakannya cukup pesat.
“Mereka tuh melengkapi itu. Ini luar biasa banget buat kita. Jadi lebih melek terhadap teknologi. Khususnya digitalisasi,”akunya.
Diakuinya Ruma Kombucha tidak bisa berkembang sendiri. Namun butuh komunitas atau butuh wadah yang bisa membantu. Bagaimana caranya produk itu bisa makin luas dikenal.
Tenaga kerjanya sendiri ada berapa banyak?
Kita tenaga kerja untuk orang Papua lebih dari 50%. Di setiap kota kita punya 1-2 representatif kurang lebih. Rumah produksinya kita itu ada di Waena. Jadi kapanpun juga kakak boleh main ke produksi kita Di belakang SPBU Waena Expo. (Yose Maria Fabiola da Liing)





