Terima Kasih untuk Rakyat Papua, Pesta Rakyat Jadi Cermin Kasih dan Kebersamaan

Prosesi adat dari tujuh wilayah adat mengiringi penyambutan Gubernur Matius D. Fakhiri dan Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen dalam Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat Papua, Jumat (31/10/2025).

Jayapura, Indotimur – 

Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan sukacita yang mendalam kepada seluruh rakyat Papua atas terselenggaranya Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat Papua yang berlangsung di halaman Kantor Gubernur, Jumat (31/10).

Acara yang diikuti ribuan masyarakat dari berbagai wilayah adat ini berlangsung hangat dan penuh persaudaraan. Warga datang dari lembah, pesisir, hingga pegunungan.

Mereka mengenakan pakaian adat, membawa hasil bumi, bernyanyi, menari, dan berdoa bersama sebuah potret kebersamaan yang jarang terlihat di tengah situasi sosial politik Papua yang kerap diwarnai ketegangan.

“Atas nama Gubernur Papua, Bapak Komjen Pol (Purn) Matius D. Fakhiri, S.I.K., M.H., kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh masyarakat Papua. Ribuan langkah yang datang ke halaman pemerintah provinsi, serta doa yang mengalir dari setiap pelosok tanah ini, adalah tanda bahwa Papua tetap satu dalam kasih dan pengharapan,” ujar Juru Bicara Gubernur Papua,Dr. M. Rifai Darus, SH, MH dalam rilis resminya.

Bukan Sekadar Seremoni

Pemerintah menegaskan bahwa pesta rakyat ini tidak dimaksudkan sebagai acara seremonial, tetapi sebagai wujud nyata dari pemerintahan yang ingin hadir dan berjalan bersama rakyat.

Menurut Rifai Darus, kegiatan ini mencerminkan arah baru pemerintahan di bawah kepemimpinan Matius D. Fakhiri yakni pemerintahan yang terbuka, mendengar aspirasi rakyat, dan menghadirkan negara dengan wajah yang lebih manusiawi.

“Papua tidak sedang membangun tembok, tetapi sedang membangun jembatan antarhati, Dari hati yang saling percaya dan tangan yang saling menggenggam, keadilan dan kesejahteraan akan tumbuh.” ujarnya.

Suasana damai terasa sejak awal acara. Lagu-lagu dinyanyikan bersama, disusul tarian-tarian adat dari berbagai wilayah adat. Rakyat menari di pelataran kantor gubernur, sementara para tetua adat menyaksikan generasi muda tampil dengan penuh semangat.

Di sela acara, beberapa warga tak kuasa menahan haru. “Saya datang dari Sentani karena ingin lihat langsung pemerintah hadir di tengah masyarakat,” ujar Yohana, salah satu warga yang datang bersama keluarganya.

“Kami merasa dekat, tidak ada jarak lagi antara rakyat dan pemerintah.” lanjutnya.

Gerakan Moral Papua Cerah

Dalam rilisnya, Rifai menegaskan bahwa tema Papua Cerah yang digaungkan Gubernur Fakhiri bukan sekadar slogan politik. Ia menjadi gerakan moral bersama mengubah cara pandang, menyalakan harapan, dan meneguhkan kasih sebagai fondasi pembangunan di Tanah Papua.

Papua Cerah menekankan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur, tetapi juga dari pertumbuhan manusia dari hati yang damai, masyarakat yang saling percaya, dan pemerintahan yang hadir melayani.

Momentum pesta rakyat ini, kata Rifai, menjadi simbol semangat baru bahwa Papua tidak boleh terjebak dalam narasi gelap dan perpecahan. Justru dari kebersamaan inilah, cahaya perubahan mulai menyala.

“Papua bersyukur, Papua bersatu, Papua maju dalam kasih dan semangat persaudaraan menuju Papua Cerah,” tambahnya.

Pemerintahan yang Mendengar

Langkah-langkah pemerintahan Fakhiri disebut semakin menekankan dialog dan transparansi.

Salah satu wujudnya adalah program Lapor Rakyat, yang menjadi mekanisme komunikasi dua arah antara rakyat dan pemerintah.

Program ini memungkinkan masyarakat menyampaikan aspirasi, kritik, dan laporan secara langsung, serta memperoleh tanggapan berbasis data dan solusi.

Dengan pendekatan tersebut, Pemerintah Provinsi Papua berupaya menghadirkan birokrasi yang lebih terbuka dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Pemerintahan ini ingin memastikan bahwa suara rakyat tidak berhenti di ruang sunyi, Setiap laporan, setiap masukan, adalah bahan bakar untuk memperbaiki cara kita melayani.” Ujar Rifai.

Papua Bersatu dalam Kasih

Pesta rakyat yang berlangsung damai itu seolah menjadi peneguhan bahwa kekuatan Papua terletak pada manusianya. Dalam keberagaman adat dan suku, masyarakat tetap bisa berdiri bersama dengan rasa saling menghargai.

Bagi banyak orang yang hadir, momen itu bukan sekadar hiburan, melainkan penanda perubahan suasana dari curiga menjadi percaya, dari jauh menjadi dekat, dari diam menjadi bersyukur.

“Acara ini seperti doa bersama untuk masa depan Papua,” kata Lamek, pemuda asal Tolikara yang datang bersama rombongannya. “Kami ingin Papua terus damai, terus bersinar. Papua Cerah bukan janji, tapi tekad bersama.” tegasnya.

Harapan Baru dari Timur

Rilis resmi Juru Bicara Gubernur Papua ini menutup dengan pesan moral bahwa semangat kasih dan kebersamaan yang lahir dari pesta rakyat harus menjadi energi moral untuk seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat Papua.

“Pembangunan Papua bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi tentang menyatukan hati dan membangun manusia,” tulis Rifai.

Dan di antara langkah-langkah yang perlahan meninggalkan halaman Kantor Gubernur, gema doa itu terdengar pelan tapi pasti Papua Cerah dari hati, untuk semua.

 

Jadikan Postingan ini Sebagai Diskusi