Jayapura, Indotimur –
Pemerintah Provinsi Papua akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya Irene Sokoy, ibu hamil dari Kampung Hobong yang wafat bersama bayinya setelah ditolak beberapa rumah sakit di Jayapura.
Melalui Juru Bicara Gubernur Papua, Dr. M. Rifai Darus, SH, MH, Gubernur Matius D. Fakhiri menyampaikan respons keras dan sikap resmi pemerintah daerah.
Dalam wawancaranya bersama beberapa media nasional , Rifai menegaskan bahwa Gubernur Fakhiri sangat terpukul dan menilai peristiwa tersebut sebagai alarm keras bagi seluruh layanan kesehatan di Papua.
Duka Mendalam dan Penegasan Tanpa Kompromi
“Pertama, Gubernur Papua menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas kejadian ini,” ujar Rifai.
Menurutnya, peristiwa meninggalnya ibu dan bayi di tengah kota Jayapura bukan hanya tragedi keluarga, tetapi pukulan bagi pemerintah dan fasilitas kesehatan.
Rifai menegaskan ulang perintah tegas Gubernur, rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam kondisi apa pun, terutama jika darurat.
“Ini bukan sekadar imbauan. Ini instruksi. Nyawa itu utama. Administrasi belakangan,” katanya.
Semua Kepala Daerah Diminta Turun Tangan
Menurut Rifai, Gubernur Papua Fakhiri telah meminta seluruh bupati dan wali kota di Papua untuk ikut terlibat aktif memperbaiki layanan kesehatan di wilayah masing-masing.
“Beliau meminta seluruh kepala daerah untuk prioritaskan masalah pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Tidak boleh lagi ada daerah yang mengabaikan urusan krusial ini,” ujarnya.
Syarat Papua Maju Kesehatan Harus Beres
Gubernur Fakhiri menilai bahwa Papua tidak akan pernah maju jika kesehatan rakyat masih terabaikan.
“Kalau kita ingin Papua ini maju, maka masalah kesehatan adalah salah satu fondasi utama perbaikan,” jelas Rifai.
Menurutnya, pembangunan fisik boleh berjalan, investasi boleh masuk, tetapi tanpa layanan kesehatan yang manusiawi dan cepat, kesejahteraan tidak akan pernah tercapai.
Monitoring Ketat dan Langkah Tegas
Rifai juga menegaskan bahwa Gubernur Papua selama ini memberi perhatian khusus pada sektor kesehatan termasuk pelayanan rumah sakit.
“Beliau melakukan monitoring setiap saat. Dan setelah kejadian ini, Gubernur akan mengambil langkah tegas. Tidak boleh ada lagi kejadian serupa,” katanya.
Langkah tegas yang dimaksud meliputi evaluasi menyeluruh terhadap prosedur rumah sakit, koordinasi antar lembaga kesehatan, hingga kemungkinan pergantian pimpinan fasilitas kesehatan yang tidak patuh instruksi.
Di akhir pernyataannya, Rifai menyampaikan pesan Gubernur Fakhiri kepada seluruh masyarakat.
“Mari kita benahi kesehatan Papua. Jangan anggap remeh masalah pelayanan. Masukan dari rakyat sangat penting agar perubahan bisa cepat berjalan,” tegasnya.
Dengan sikap keras ini, Pemerintah Provinsi Papua ingin memastikan tragedi seperti yang menimpa Irene Sokoy tidak terulang lagi.
Gubernur menegaskan, setiap nyawa rakyat Papua berharga, dan negara tidak boleh gagal melindungi mereka.





