Biak, Indotimur –
Festival Biak Munara Wampasi (BMW) ke 10 akan kembali digelar Pemerintah Kabupaten Biak Numfor pada tanggal 1– 4 Juli 2025 mendatang.
Saat ditemui di Ruang VIP Bandara Frans Kaisepo – Biak, Kamis (19/6/2026). Kepada redaksi Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Biak Numfor, Onny T Dangeubun membeberkan berbagai persiapan yang dipersiapkan panitia menyambut event festival akbar bagi kabupaten yang berjuluk Kota Karang Panas itu.
Onny menjelaskan festival ini merupakan representative dari penyelenggaraan di Provinsi Papua yang masuk dalam event Nusantara. Sehingga dengan demikian sudah menjadi event nasional yang diselenggarakan di provinsi ini.
“Persiapan kurang lebih sudah 80 persen dan tahun ini kami usung thema Biak Istimewa,”ungkapnya.
Hal ini bertujuan mengaglomorasi semua model sosial, ekonomi, budaya di Biak Numfor menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru untuk mendorong percepatan Pembangunan.
Selanjutnya dari sektor pariwisata pihaknya memastikan bahwa target kunjungan wisatawan mancanegara kurang lebih 100 dan wisatawan domestic dari luar Papua kurang lebih 500 dan untuk intra Papua target kunjungan bisa mencapai ribuan orang.

Pihaknya optimis target kunjungan bisa tercapai 80 persen ke atas. Ketika target ini terpenuhi, ada tiga hal yang bisa didapat. Pertama, ketika pihaknya bisa penuhi jumlah kunjungan, lama tinggal dan spending money. Maka Dinas Pariwisata pastikan bahwa perhelatan Festival Biak Munara Wampasi tahun ini tidak ada Capital flight.
“Dalam artian semua sumber daya yang kita miliki itu terbagi habis atau terserap di Biak. Sehingga teman-teman pelaku usaha dan jasa pariwisata, UMKM dan ekonomi bisnis yang lain akan mendapatkan manfaat secara ekonomi dengan perhelatan ini,”paparnya.
Selanjutnya para seniman, budayawan dan juga pelaku-pelaku kreatif lainnya akan mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung.
Sedangkan untuk kepentingan daerah dengan peningkatan PAD, Kata Onny akan di dapat dari sektor pajak hotel dan restoran dan juga ekosistem atau yang diinisiasi distribusi pendapatan yang didapat dampak dari perhelatan festival tahun ini.
Kemudian untuk event yang dilakukan ada dua event yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni mendorong konsep wisata di Wisata Mangrove luar.
Tentunya dengan tujuan untuk memperkenalkan secara dini prioritas pembangunan nasional dengan mendorong konsep ekonomi biru, ekonomi hijau dan ekonomi sirkular.
“Kita memulai dari anak-anak usia dini sekolah. Sehingga mereka bisa memahami bagaimana merawat dan menjaga lingkungan dengan cara yang bijak. Sehingga menjadi bagian mereka di waktu-waktu yang akan datang,”harapnya.
Kedua mendorong kuliner lokal Papua sebagai bentuk astronomi yang bisa dilakukan sebagai agen atau diplomasi untuk kepentingan-kepentingan percepatan atau afirmasi pembangunan ke depan.
“Jadi bagaimana kita merawat lingkungan, lewat edukasi dan juga lewat menu pangan local. Kita berharap Biak semakin dikenal dan ini menjadi magnet untuk kunjungan orang ke Biak,”urainya.
Selanjutnya dampak lainnya adalah bahwa kita harus membangun brand untuk menjadikan usaha di bidang pariwisata, bukan hanya menjadi mata pencaharian alternatif. Tetapi harus menjadi passion, sehingga diusahakan secara berkelanjutan.
Dengan demikian semua pihak bersama-sama bisa memastikan bahwa ada hilirisasi ekonomi yang berjalan dan berdampak sejahtera bagi masyarakat.

Penerbangan
Disisi lain, Onny mengakui sektor pariwisata membutuhkan konektivitas. Karena sebuah effort yang dilakukan, konektivitas tidak berbanding lurus dan akan merepotkan serta butuh energi yang besar.
Sehingga kemampuan meyakinkan regulator dalam hal ini pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan dan juga maskapai menjadi alasan khusus.
Sehingga beberapa waktu lalu dibawah Pimpinan Bupati Markus Octovianus Mansnembra dan Wakil Bupati Jimmy Cartens Rumbarar Kapisa sudah melakukan komunikasi intens dengan Kementerian dan Lembaga serta maskapai.
“Kita berharap dalam waktu dekat sudah ada penambahan flight penerbangan untuk mengisi waktu – waktu yang kosong. Baik dari Sriwijaya Air dan Lion Air,”terangnya.
Pihaknya berharap kedepannya ini bisa jadi. Sehingga penerbangan yang sebelumnya tiga kali dalam seminggu. Bisa ditambah menjadi setiap hari ada penerbangan ke Biak.
Namun untuk kepentingan Festival tahunan ini, Dispar Biak sudah melakukan komunikasi ke maskapai untuk ada extra Flight yakni tiga hari sebelum dan tiga hari setelah penyelenggaraan festival BMW 2025. Sehingga keinginan orang-orang untuk berkunjung ke Biak pada saat event akbar ini bisa terakomodasi lewat penambahan ekstra flight ini.
“Kami harap semoga di support oleh pihak Maskapai. Baik Lion maupun Sriwijaya Air,”harapnya.(Odeodata h Julia)





