Jayapura, Indotimur —
Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, SH., MH, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Jayapura untuk menertibkan praktik penyalahgunaan BBM jenis solar subsidi, khususnya oleh kendaraan yang telah dimodifikasi tangkinya untuk kepentingan penjualan ilegal.
Abisai menyebut, salah satu penyebab utama kelangkaan solar subsidi serta panjangnya antrean kendaraan di SPBU adalah ulah oknum pemilik kendaraan, terutama mobil jenis Star Wagon yang sudah tidak lagi beroperasi sebagai angkutan penumpang. Kendaraan-kendaraan tersebut justru dimanfaatkan untuk mengambil solar subsidi dalam jumlah besar, termasuk kendaraan dengan tangki BBM yang telah dimodifikasi.
“Kami sudah rapat dengan Pertamina. Berkaitan dengan solar subsidi, kami harapkan jika ada mobil yang tangkinya dimodifikasi, itu harus ditindak. Akibatnya, SPBU yang biasanya buka sampai jam sembilan malam, sudah kehabisan solar pada jam tujuh malam,” ujar Abisai.
Ia mengungkapkan, kendaraan yang telah dimodifikasi bahkan bisa melakukan pengisian solar subsidi hingga dua sampai tiga kali dalam sehari. BBM tersebut kemudian dijual kembali secara ilegal.
“Mereka tidak beroperasi melayani penumpang, tetapi justru mengambil solar satu hari bisa dua sampai tiga kali dan kemudian dijual. Inilah yang menyebabkan antrean panjang di SPBU dan sangat mengganggu masyarakat,” tegasnya.

Wali Kota juga meminta Pertamina serta seluruh pengelola SPBU di Kota Jayapura untuk lebih selektif dalam melayani pengisian BBM subsidi, khususnya melalui penerapan sistem barcode yang lebih ketat.
“Kepada SPBU yang menjual solar subsidi, saya minta agar lebih selektif lagi menggunakan barcode. Jangan sampai satu mobil bisa mengambil dua sampai tiga kali dalam satu hari,” katanya.
Menurut Abisai, secara perhitungan, satu kali pengisian solar subsidi seharusnya cukup digunakan hingga keesokan hari. Oleh karena itu, pengambilan berulang kali dalam satu hari patut dicurigai sebagai praktik penjualan ilegal.
“Kalau satu kali isi itu bisa dipakai sampai besok, kenapa harus ambil sampai tiga kali? Berarti dia jual. Itu yang menyebabkan antrean mobil panjang di SPBU,” tambahnya.
Pemerintah Kota Jayapura, lanjut Abisai, akan terus berkoordinasi dengan Pertamina, aparat penegak hukum, serta pengelola SPBU untuk menertibkan kendaraan bermasalah dan memastikan distribusi BBM tepat sasaran. Langkah ini dinilai penting agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik, terutama menjelang hari-hari besar dan meningkatnya aktivitas masyarakat. (clo/ing)





