Warga Skouw Sae Minta Hanya Penduduk Lokal Yang Bisa Jualan Pinang

Walikota dan Wakil Walikota Jayapura Abisai Rollo dan Rustan Saru menyawa warga Skouw Sae saat Turkam perdana yang menjadi bagian dari visi misi nya

Jayapura, Indotimur –

Hal menarik lainnya saat dialog di hari pertama Walikota Jayapura Abisai Rollo saat turun kampung (turkam) di Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, juga terungkap ada keluhan pedagang local yang berjualan pinang.

Kepada wartawan Abisai Rollo mengungkapkan ada jualan – jualan seperti pinang. “Mereka ingin supaya itu jualan itu harus dijual oleh masyarakat asli Papua (OAP).  Tetapi sekarang ini dijual oleh masyarakat saudara-saudara kita yang non Papua,”kata Walikota ABR kepada wartawan usai bincang – bincang Anda Bertanya Walikota Menjawab.  Senin (19/5/2025).

Menurutnya hal ini juga yang menjadi masalah di kampung yang disampaikan oleh masyarakat. Menurutnya persoalan ini pasti akan sama di kampung – kampung berikutnya, yang akan menjadi jadwal turkam.

Sehingga akan menjadi perhatian pemerintah untuk memberikan kewenangan kepada masyarakat adat untuk mereka jualan pinang, jual kelapa, jual sagu.

Saat ini keinginan penduduk local adalah ingin menjual sendiri. “Jadi ini akan menjadi perhatian.  Karena Perda-nya sudah ada. Tinggal kita terjemahkan dan aktifkan Perda itu untuk mengakomodir aspirasi masyarakat,”tuturnya.

Foto bersama usai dialog bersama warg Skouw Sae dengan Pemerintah Kota dipimpin Walikota Jayapura Abisai Rollo
Foto bersama usai dialog bersama warg Skouw Sae dengan Pemerintah Kota dipimpin Walikota Jayapura Abisai Rollo

Bangunan Pemecah Ombak

Walikota Abisai Rollo kepada wartawan menjelaskan, tiga kampung perdana (Skouw Sae, Skoue Mabo dan Skouw Yambe) menjadi sasaran Turkam-nya. Lokasinya berada di Lautan Pasifik dengan ombaknya besar.

Dimana ada dua musim yakni musim teduh dan musim ombak, sehingga kalau nanti musim teduh seperti di bulan Mei ini. Ombaknya tidak terlalu besar. Tetapi kalau nanti ada musim ombak. Ombaknya bisa mencapai setinggi pohon kelapa.

“Kalau ini tidak diperhatikan oleh Pemerintah dan negara. Karena kalau APBD kita di pemerintah kota tidak mampu untuk membuat pica ombak. Apalagi membuat talud. Paling tidak talud di pantai-lah,”harapnya.

Nantinya pihaknya akan membangun komunikasi bersama Dinas PUPR dan Balai Sungai untuk meninjau tiga kampung ini. Pemerintah kota akan bersurat kepada instansi ini, untuk melihat kondisi ini.

“Kalau bisa ini dibuat program dari pusat. Supaya dapat memperhatikan ketiga kampung ini. Agar jangan sampai  terjadi hal yang tidak kita inginkan yakni Tsunami. Kalau terjadi kalau terjadi tiga kampung Skouw ini habis. Karena ini lokasinya dekat dengan Lautan Pasifik,”paparnya.

Untuk itu dirasa perlu dibangun bangunan pemecah ombak/gelombang di ketiga kampung ini. (julia)

Jadikan Postingan ini Sebagai Diskusi